“Terimakasih ya, Pak Tri”

Seperti biasa, selama di Jogja saya selalu berkeliling kota, pengenalan lingkungan.
Hari ini sepulang dari BCA untuk bayar angsuran rumah dan nengok calon rumah baru di Tegalrejo, saya berkeliling mengikuti keinginan tangan membelokkan setir Supra X saya. Keluar dari Tegalrejo melalui Wirobrajan terus melewati Jl Ahmad Dahlan, Pathuk, Stasiun Tugu…

Melewati bangjo (lampu abang ijo) Stasiun Tugu Malioboro saya terus.. di Parkiran Bis Maliboro seperti biasa di sana sering digunakan untuk pemeriksaan surat-surat kendaraan sepeda motor. Sayapun berhenti dan mengeluarkan SIM dan STNK kendaraan dan menyerahkan kepada Polisi..
P : “Selamat siang, Pak”
Sambil menerima dan Pak Polisi memeriksa STNK dan SIM saya
P : “Pak Tri, masa berlaku SIM-nya sudah lewat”
P : “STNK saya pegang dulu, ya, mohon parkir di sebelah sana untuk menyelesaikan tilangnya”
Hayaa…!!!  ternyata SIM C saya sudah mati lebih dari setahun yang lalu!

Saya menunggu sebentar sambil mengantre di depan meja Polisi. Ada 8 Polisi yang duduk berderet di belakang 3 buah meja tempat menulis surat tilang. Ternyata bermacam-macam yang kena tilang, knalpot tidak standar (yang bersuara keras), tidak ada spion, tidak bawa SIM atau STNK, SIM mati, STNK mati.. tilang untuk helm tidak standar SNI tidak diberlakukan..
Yang beda dengan di Bali adalah knalpot yang tidak standarpun kena tilang.

Tidak berapa lama 5 lembar STNK ditumpuk di atas meja, dan seorang Polisi mulai memanggil berdasarkan data di STNK tersebut.
P : “DK… ”
S : “Saya, Pak”
P : “Pak Tri, anda ditilang karena SIM sudah lewat masa berlakunya. Anda di denda tigapuluh ribu, apa mau mengikuti sidang di pengadilan atau bayar di sini saja?
S : “Di sini saja, Pak”

Pak Polisi langsung menulis surat tilang di form berwarna merah dan saya bayar dengan 50 ribuan. Setelah menandatangani surat tilang dan 50 ribuan distaples di kertas tilang, uang kembalian 20 ribu beserta STNK saya dikembalikan.
S : “Makasi, Pak”
P : “Terimakasih ya, Pak Tri”

Yang dapat saya ambil hikmahnya dari kejadian di atas adalah bahwa Polisi di Jogja lebih ramah daripada di tempat lain. Dengan nada yang ramah menyebabkan kita tidak merasa takut dengan Polisi, malah berkesan akrab.

If you enjoyed this post, please consider to leave a comment or subscribe to the feed and get future articles delivered to your feed reader.

Comments

waaaahhh… dendanya juga mirip dengan traif resmi…

kenapa harus was-was kalo memang tidak salah..

ya was was lah om.. wong SIM C ku mati sudah satu setengah tahun 😀

Leave a comment

(required)

(required)