Mengeluh….
Sudah beberapa hari ini saya kesulitan akses dengan menggunakan IM2 You…
Download e-mail di Microsoft Outlook enggak bisa…
Buka YahooMail enggak bisa…
Buka YahooMessenger enggak bisa…
Buka FaceBook enggak bisa…
Buka WordPress enggak bisa…
Buka situs situs lainnya banyak yang enggak bisa…
Yang lancar hanya webmail dari Google… Gmail…
Yang lancar hanya Blogspot sama Blogger…
Ada apa gerangan???
Yang jelas bukan karena lokasi…
Di kantor yang biasanya lancar, sekarangpun enggak bisa… padahal sudah coba pindah ke lantai 3…
Di rumah yang biasanya lancar juga enggak bisa…
Windows : Bendera Uhuiii…
Kata-kata ini menjadi populer dan terjadi di beberapa kantor…
Tanya kenapa??
Setiap kali saya mengajar komputer di beberapa institusi yang meng-hire saya, kata-kata ini saya perkenalkan kepada murid-murid saya. Biasanya ini akan terjadi setelah pertemuan pertama. Karena setiap pertemuan pertama, selalu saya dahului dengan pengenalan Windows walaupun hal itu tidak termasuk dalam sylabus mengajar saya.
Pertemuan pertama biasanya saya isi dengan setting Windows yang disesuaikan dengan kebutuhan user, seperti Regional Setting, Mouse, Disk Clean Up, Disk Defragment, Install Fonts, Display Properties dan beberapa lagi yang sederhana.
Diakhir pertemuan pertama tersebut pada saat mematikan komputer, saya perkenalkan cara mematikan komputer tanpa harus meng-klik mouse. Bendera U U…. maksudnya menekan tombol Windows pada keyboard, diikuti dengan dua kali tombol U… bendera – tUrn off computer – shUt down..
Murid saya biasanya tertawa mengetahui perintah cepat ini, sambil pulang mereka mengulang kata-kata Bendera U’ U’ dan ilmu baru ini biasanya mereka perkenalkan di tempat kerja mereka…
Bendera U’ U’ ……… Bendera Uh Ui…. (dengan Komeng style)…
Fesbuk Mulai Mengalahkan YM
Sejak buat account di Fesbuk akhir 2008 kemaren, semakin jarang YM dibuka dan online…
Media Berperan Penting dalam Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Denpasar (BisnisBali) – Memprihatinkan, saat ini masih banyak terjadi kasus pelecehan atau pun kekerasan pada perempuan dan anak. Selain mendapatkan derita fisik, mereka juga teraniaya secara batin karena dalam pemberitaan diposisikan sebagai objek media massa yang dianggap bernilai jual untuk pembaca.
Anak-anak yang seharusnya dilindungi pada saat bermasalah atau tertimpa musibah dari pemberitaan yang menyudutkan, tapi oleh media justru diungkap secara gamlang mulai dari nama, umur, tempat tinggal hingga tempat bersekolahnya. Hal ini tentu akan menimbulkan reaksi negatif dalam kehidupan sosial dan perkembangan jiwa anak.
Demikian terungkap dalam ”Pelatihan Komunikator Sosialisasi Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak”, Rabu (10/12) kemarin, di Bali Post.
Pembicara dalam pelatihan ini Luh Riniti Rahayu dari LSM Bali Sruti, Luh Putu Anggreni dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah (KPAID) Bali, Widminarko dari Koran Tokoh, AG. Nyoman Nilawati dan Ratna Hidayati dari Koran Tokoh.
”Sebagai salah satu sarana sosialisasi yang paling efektif, media seharusnya bisa lebih selektif dalam pemberitaan karena media juga berperan penting dalam pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,” ungkap Luh Riniti Rahayu.
Dalam hal ini tiap orang dituntut untuk memahami tentang gender, masa depan anak dan upaya yang bisa dilakukan dalam pemberdayaan dan perlindungannya.
Pengertian gender tidak sebatas pada fisik tapi pembagian peran serta tanggung jawab baik laki-laki maupun perempuan yang ditetapkan masyarakat maupun budaya.
Anggreni mengatakan, anak berhak memiliki masa depan yang cerah sekali pun pernah mengalami masa suram atau kasus tertentu.
“Melalui pemberitaan media, masyarakat akan menilai hanya berdasarkan isi wacana tanpa memberikan kesempatan pada korban atau pelaku untuk mengungkapkan apa yang dialami.
Media lebih menekankan nilai jual atau hiburan untuk pembaca, tanpa peduli kasus tersebut dialami anak yang masih mempunyai kesempatan memiliki masa depan cerah,” jelasnya.
Menanggapi pemberitaan media yang lepas dari kode etik penulisan ini, wartawan senior Widminarko merasa prihatin terhadap kondisi ini. Dikatakan, dalam kode etik wartawan sudah dipaparkan dengan jelas cara menulis atau penyampaian berita, namun justru saat ini makin banyak pemberitaan yang jauh dari kode etik penulisan.
Diharapkan melalui pelatihan ini, media massa lebih bijak mengelola informasi dalam upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Diharapkan pula usaha ini tidak hanya gencar dilakukan kelompok-kelompok perempuan, tapi timbul sikap proaktif dari semua lapisan masyarakat.*rya
Awas!! +62818337647
Selamat! Anda men-dpt uang tunai sbsr Rp.17jt dr undian TELKOMSELpoin
Hub Call Center:
085231183466
085231183677
Pengirim
+777
Sent:
Tuesday, 18 November 2008 13:25
+62818337647