Siapa Bilang Sate Ayam di Jogja Lebih Murah dari Denpasar
Hampir 3 bulan setelah kepindahan dari Bali ke Jogja, saya sudah mulai bisa membanding-bandingkan antara Bali dan Jogja. Salah satunya adalah kuliner Sate Ayam tjap kaki lima.
Di beberapa tempat di seputaran Seturan – tempat penampungan saya sementara – harga sebungkus sate ayam lontong kaki lima bervariasi, di Babarsari Rp. 9.000,- di Seturan depan Superindo Rp. 9.000,- di Seturan Timur UPN Rp. 8.000,- di Pasar Condong Catur Rp. 8.000,-
Sedangkan di Denpasar, di seputaran Sanglah, harga sebungkus sate ayam lontong rata-rata Rp. 6.000,- kecuali di Sesetan dekat Gang Berlian dihargai Rp. 7.000,-
Ada harga dan ada rupa juga berlaku, di Jogja setusuk sate ayam berisi 5 potong daging ayam, sedangkan di Denpasar setusuk berisi 4 potong. Tetapi besar potongan daging ayamnya masih lebih besar di Denpasar walau setiap tukang sate punya ukuran sendiri-sendiri, mungkin kalo dirata-ratakan volume dagingnya sama. Besar lontongnya juga lebih besar di Jogja, kira-kira lontong di Denpasar hanya tigaperempat lontong di Jogja.
Tatapi, menurut saya, lebih besar dan lebih mahal-nya sate ayam di Jogja menjadikan biaya makan lebih tinggi terutama bagi wanita yang lebih terbiasa makan lebih sedikit dari pria.
Sate ayam yang menurut saya cukup murah adalah Sate Ayam Bu Haji di Jalan Satelit Denpasar, dengan harga Rp. 6.000,- kita bisa dapat sate ayam dengan potongan (yang menurut saya) terbesar se-Denpasar, baik potongan daging, ati ataupun lemaknya dan juga lontongnya..
If you enjoyed this post, please consider to leave a comment or subscribe to the feed and get future articles delivered to your feed reader.
Comments
No comments yet.
Leave a comment